BAB
21
PENGEMBANGAN
MANAJEMEN PRODUKSI SERTA
BIAYA
PRODUKSI DAN BIAYA GUGUS KENDALI MUTU
21.1
Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen
produksi adalah kegiatan mengoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang
dimiliki untuk mencapai tujuan mentransformasikan masukan (inputs) menjadi
keluaran (output) secara efektif dan efisien. Manajemen produksi mendukung
perkembangan penggunaan teknologi maju terutama dengan pengoperasian
mesin-mesin yang semula dilakukan secara manual kemudian dikembangkan secara
elektrik, dan sekarang dkembangkan penggunaan elektronika dan otomatisasi
seperti robotik dan mesin-mesin yang dikendalikan dengan komputer. Dengan
perkembangan ini, maka manajer produksi harus mempertimbangkan dampak yang akan
terjadi pada masa yang akan datang. Semua hal itu harus dipertimbangkan dalam
satu kesatuan keputusan dari manajemen produksi tentang teknologi proses dan peralatan
atau yang dikenal dengan Equipment and
Process Technology (EPT).
Faktor
keberhasilan EPT adalah: mesin dan peralatan yang digunakan, bahan baku, bangunan,
teknik manufaktur, perawatan, operator supervisor
skills, inventory, operasi, scheduling, keselamatan, ketepatan mutu, biaya,
fleksibilitas perubahan produk dan perubahan volume, serta potensi untuk
otomatisasi. Tingkatan pengaruh penggunaan EPT:
1. Pengaruh
langsung terhadap produk, biaya, investasi dan kebutuhan dasar.
2. Permintaan
atau kebutuhan sarana dan prasarana system operasi produksi.
3. Pengaruh
atas kemampuan berprestasi dari system operasi produksi.
Pengambilan keputusan
EPT harus mempertimbangkan 5 faktor, yaitu: Kapasitas, Harga pembelian, Umur
ekonomis, Biaya opersi langsung, Biaya penunjang tidak langsung.
Perkembangan
manajemen produksi dengan meningkatkan penggunaan teknologi proses dan
peralatan (EPT), maka berkembang pula teknik dalam system perencanaan dan
pengendalian manufakturingnya untuk mengimbangi teknologi agar strategi yang
diambil haruslah terarah pada upaya untuk meningkatkan keunggulan bersaing.
Dalam perencanaan dan pengendalian ini, dikembangkan Material Requirement Planning (MRP), Just In Time (JIT), OPT system tentang
schedule production off-line, dan Intergrated Manufacturing Planning System
(IMPS)
21.2
Penetapan Biaya Produksi
Tujuan manajemen produksi tidak terlepas dengan tujuan perusahaan
yaitu agar perusahaan tetap dapat survive, serta dapat tumbuh dan berkembang
yang sesuai dengan tujuan manajemen produksi yaitu agar perusahaan dapat berproduksi
dengan tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu dengan biaya yang serendah mungkin.
Perusahaan dapat beroperasi dengan produktivitas dan efisiensi yang tinggi,
akan mempunyai produksi yang rendah, sehingga perusahaan mempunyai daya saing
yang tinggi, karena dapat menetapkan harga jual yang lebih rendah. Dalam hal
inilah peran biaya produksi sangat penting, terutama dalam meningkatkan
keunggulan bersaing suatu perusahaan.
Biaya produksi adalah pengeluaran-pengeluaran yang tidak
dapat dihindarkan, tetapi dapat diperkirakan, dalam menghasilkan suatu barang,
yang merupakan pembebanan yang diperhitungkan atas pemakaian faktor produksi
yang berupa bahan, tenaga kerja, serta mesin dan peralatan. Komponen biaya
produksi tersebut terdiri atas biaya bahan dan biaya tenaga kerja langsung.
Semakin hati-hati dalam memperhitungkan besar biaya
produksi maka semakin hati-hati pula dalam mengambil keputusan, yang
dikelompokan ke dalam dua macam, yaitu:
1.
Keputusan dalam perancangan atau set-up
system produksi, berkaitan dengan besarnya dana investasi yang dibutuhkan,
serta pembebanan biaya yang terjadi ke dalam biaya tetap atau biaya overhead pabrik, mencakup keputusan
tentang desain produksi, desain proses, dan pemilihan teknologi dan mesin,
penentuan lokasi dan site, bangunan gedung, lay-out
peralatan dan lain sebagainya.
2.
Keputusan dalam pengoperasian system
produksi, berkaitan dengan besarnya kebutuhan dana modal kerja, serta pembebanan
biaya variable atau biaya langsung, mencakup keputusan tentang rencana
produksi, pengadaan dan pengendalian persediaan, pengendalian produksi,
pengendalian mutu, pemeliharaan mesin dan peralatan.
Besar dan komposisi biaya tetap dan biaya variable
tergantung pada jenis industrinya, serta tingkat teknologi yang digunakan, yang
akan memengaruhi penetapan harga jual dengan mempertimbangkan tingkat margin
keuntungan tertentu. Besarnya biaya produksi dipengaruhi oleh kapasitas
mesinnya, besarnya produksi dan utilisasi mesin, jenis mesin, dan teknologi
yang digunakan, serta keterampilan kerja karyawan dan metode kerja yang
digunakan.
Penetapan harga jual yang didasarkan pada biaya produksi,
tidak selamanya menggunakan prinsip full
costing dapat pula dilakukan dengan menggunakan prinsip marginal costing sehingga dapat
meningkatkan hasil keuntungan yang relative cukup besar.
21.3
Pembebanan Biaya Gugus Kendali Mutu
Perkembangan manajemen produksi dilakukan untuk mencari
strategi yang dapat lebih meningkatkan efisiensi dan keefektifan dalam menghasilkan
barang atau jasa. Teknik dalam hal ini adalah Gugus Kendali Mutu atau Total Quality Control (TQC), yang
merupakan teknik dalam manajemen produksi untuk meningkatkan produktivitas dan
kualitas sekaligus.
Dengan kegiatan Gugus Kendali Mutu, diharapkan dapat meningkatkan
hasil produksi yang bermutu baik atau peningkatan produksi, sehingga
menghasilkan biaya produksi per unit output menjadi lebih rendah, dan dapat
meningkatkan efisiensi perusahaan. Pelaksanaan Gugus Kendali Mutu juga
menimbulkan biaya, tetapi relative masih jauh kecil daripada penghematan yang
diperoleh dari Gugus Kendali Mutu tersebut. Peran Gugus Kendali Mutu membantu
dalam upaya menghasilkan peningkatan laba, dan membantu peningkatan kualitas
hidup manusia yang lebih baik.
21.4
Penutup
Manajemen produksi terus berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi yang mempengaruhi perkembangan industri, dan bertambah
pesat dengan meningkatnya penggunaan EPT. Peran dari upaya penekanan pembebanan
biaya produksi sangat menentukan kemampuan perusahaan meningkatkan keunggulan
kompetitifnya, umumnya hal ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis industri.
Kegiatan Gugus Kendali Mutu mempunyai dampak terhadap penekanan biaya produksi,
karena dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas, sehingga dapat
meningkatkan efisiesnsi perusahaan.
BAB
22
JUSTIFIKASI
INVESTASI DALAM TEKNOLOGI
MANUFAKTUR
BARU
22.1
Peran Teknologi dalam Perusahaan
Dalam industri manufaktur, walaupun terdapat peluang
dalam pemasaran produk yang timbul tidak hanya didalam negeri tetapi juga luar
negeri, tetapi tantangan juga terus mengikutinya, karena tingkat persaingan
produk semakin tajam dan ketat. Maka
para pengusaha harus semakin hati-hati dalam mengambil keputusan untuk industri
manufaktur ini karena berakibat dalam penggunaan dana untuk jangka panjang, apabila
terjadi kesalahan maka akan berakibat fatal bagi kelangsungan perusahaan.
Dalam menetapkan keputusan, harus didasarkan atas
pertimbangan bahwa strategi produksi harus terarah pada upaya untuk
meningkatkan keunggulan bersaing yang dapat dicapai dengan berproduksi dalam
skala produksi ekonomis dan dengan teknologi yang canggih sehingga dapat
memanajemen kerja yang memungkinkan berproduksi secara efektif dan efisien.
Dengan tingkat teknologi tertentu yang digunakan sangat penting dalam
menentukan keberhasilan usaha dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang
dapat menjamin kelangsungan dan pertumbuhan usaha perusahaan itu.
22.2
Pengaruh Tingkat Teknologi dalam Keuangan dan Biaya Perusahaan
Teknologi dimaksudkan sebagai upaya pengembangan
peralatan yang sangat besar pengaruhnya dan sangat umum digunakan dalam suatu
proses pengerjaan, dapat berupa sesuatu yang berbentuk seperti komputer atau
mesin-mesin, pemutar sekrup, bahan-bahan, dan dapat pula berupa sesuatu yang tidak
berbentuk seperti informasi, pengetahuan dalam memory seorang professor.
Perkembangan teknologi terlihat dari pengoperasian
mesin-mesin yang dilakukan secara manual kemudian secara elektrik, dan
dikembangkan penggunaan elektronika dan otomatisasi. Otomatisasi tidak hanya
terbatas penggunaanya dalam industri manufaktur, tetapi telah merambat dalam
industri jasa, seperti perusahaan telepon, penerbangan, dan pasar swalayan yang
besar.
Dalam dunia usaha penggunaan teknologi tidak dapat
dihindarkan lagi, dan ini punya dampak terhadap keuangan dan biaya perusahaan.
Penggunaan teknologi pada tingkat tertentu membutuhkan dana. Teknologi yang
berwujud untuk mendapatknannya diperlukan dana bagi pembeliannya sebagai suatu
harta (asset). Dana tersebut menjadi
dana investasi yang tertanam dalam harta tersebut. Demikian pula dengan
teknologi yang tidak berwujd, untuk memperolehnya dibutuhkan dana investasi
yang ditanamkan dalam harta tersebut.
Penggunaan teknologi dengan tingkat lebih maju umumnya
membutuhkan dana investasi yang relative besar, karena harga teknologi tersebut
lebih mahal. Makin tinggi tingkat teknologi maka makin tinggi pula dana
investasi yang dibutuhkan, serta dibutuhkan dana investasi tetap untuk
mempertahankannya.
Dalam penggunaan teknologi, perlu pula diperhatikan
besarnya biaya yang harus dan dapat dibebankan bagi hasil produksi (output). Bila beban penyusutan demikian
tingginya, sedangkan jumlah hasil produksi relative kecil, maka biaya
penyusutan yang merupakan biaya tetap yang harus dibebankan kepada jumlah
output yang relative kecil tersebut, jatuhnya akan menjadi relative lebih
mahal, yang akhirnya akan mempersulit dalam persaingan karena harga pokok
penjualannya menjadi lebih tinggi.
Teknologi baru atau maju dapat meningkatkan keuntungan
bersaing, namun apabila tidak dapat menekan biaya produksi, maka sulit untuk
memanfaatkan keunggulan bersaing dari penggunaan teknologi tersebut.
Biaya produksi yang lebih rendah dapat dimungkinkan
terjadi, karena dengan penggunaan teknologi tersebut biaya tetap per unit
output menjadi lebih rendah karena kapasitas produksi menjadi jauh lebih besar
sehingga skala ekonomisnya biaya per unit outputnya menjadi lebih murah, hal
ini dimungkinkan apabila pasar dari hasil produksinya masih dapat menyerap
seluruh ouput perusahaan tersebut, atau biaya variable per unit output menjadi
lebih rendah karena perusahaan dapat lebih hemat dalam penggunaan bahan dan
tenaga kerja langsung, ataupun kedua-duanya, yaitu biaya tetap dan biaya variabelnya
menjadi lebih rendah. Apabila kedua hal tersebut dapat terjadi, maka perusahaan
akan mendapatkan keunggulan bersaing, melalui penawaran hasil produksi dengan
harga pokok penjualan lebih murah.
22.3
Justifikasi Investasi dalam Teknologi Baru
Teknologi dan perubahan teknologi perlu diperhatikan oleh
setiap manajer industri manufaktur. Pertimbangan penggunaan teknologi baru yang
tercermin dalam EPT ditekankan dalam biaya dan investasi, dikaitkan dengan
pengaruh yang timbul dari penggunaan teknologi tersebut.
Beban investasi
relative besar demikan pengaruhnya terhadap biaya, sehingga banyak faktor yang
harus dipertimbangkan, disamping itu perlu pula diperhatikan besarnya resiko
dari kemungkinan kegagalan atau kekurangan keberhasilan.
Terdapat hambatan yang bersumber dari permasalahan
keuangan, khususnya dalam penilaian investasinya. Oleh karena itu perlu
dilakukan analisis penilaian investasinya lebih cermat, sehingga kerugian yang
lebih besar dari penggunaan teknologi baru tersebut dapat dihindarkan atau
tujuan pemanfaatannya dapat dicapai.
Penilaian investasi, sering menimbulkan masalah karena sistem
capital budgeting yang ada belum
menunjang karena time horizon yang
digunakan bersifat operasional dan tidak strategik, serta dimensi biaya dan
produksinya yang sangat ditekankan dalam evaluasi teknologi baru, tetapi kurang
diperhatikan dalam sistem capital
budgeting. Oleh karena itu dibutuhkan justifikasi cara dalam konseptualisasi
dan evaluasi investasi baru.
22.4
Penutup
Dalam dunia usaha yang terdapat persaingan diperlukan
keputusan yang tepat untuk menjamin kelangsungan dan pertumbuhan usaha
perusahaan yang terarah pada upaya untuk meningkatkan keunggulan bersaing.
Penggunaan teknologi pun tidak dapat dihindarkan lagi, dengan penggunaan
teknologi ini tidak dapat tidak harus pula dipertimbangkan besarnya beban biaya
yang dapat diperhitungkan bagi hasil produksi (output) per unitnya, yang dalam hal ini tentunya harus lebih
murah. Kebutuhan dana investasi yang lebih besar dalam peggunaan teknologi
baru, mengakibatkan diperlukan dasar pengambilan keputusan dari penilaian
kelaykkan atau evaluasi investasi yang lebih cermat dan tepat.
Buku: Manajemen Produksi dan Operasi, Oleh: Sofjan Assauri.