BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usaha asuransi
merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila
terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi,
pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan
antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan
dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional, para pelaku
bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang dihadapi. Pada
tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk
mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapai apabila ada salah satu
anggota keluarga yang menghadapi risiki cacat atau meninggal dunia.
1.2.
Rumusan Masalah
Terkait
dengan pemindahan risiko terhadap perusahaan asuransi dalam makalah ini, maka
masalah yang dikaji adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian
dari Asuransi ?
2. Apa saja manfaat
Asuransi ?
3. Bagaimana
keterbatasan dalam asuransi itu ?
1.3.
Tujuan
Makalah ini bertujuan antara lain,
sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian asuransi.
2. Mengetahui manfaat apa saja
dalam asuransi.
3. Menjelaskan tentang keterbatasan
salam asuransi.
1.4. Manfaat
Makalah
ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pembaca berupa pengetahuan mengenai
seluk beluk asuransi dan pemahaman tentang pemindahan risiko terhadap
perusahaan asuransi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asuransi
Asuransi bukanlah satu-satunya
peralatan dasar manajemen risiko. Meskipun begitu ia merupakan sarana yang
paling penting dan merupakan dasar dari kebanyakan program manajemen risiko,
membandingkan asuransi dengan perjudian dan dengan bonding, menguji manfaat dan
ganti kerugiannya, menggambarkan batasan-batasannya mencari pertumbuhannya dan
menjalankan bagaimana kemungkinannnya digunakan bersama dengan metode lainnya.
ØDefinisi
asuransi
Asuransi dapat didefinisikan dari
dua sudut pandang. Pertama asuransi sebagai perlindungan terhadap risiko
keuangan yang disediakan pihak insurer. Kedua, asuransi alat penggabunga risiko
dari dua atau lebih orang-orang atau perusahaan perusahaan melalui sumbangan
aktual atau yang dijanjikan untuk membentuk dana guna membayar klaim. Dari
sudut pandang orang yang di asuransikan asuransi merupakan peralatan retensi risiko
dan kombinasi risiko. Ciri–ciri khusus asuransi sebagai sarana transfer risiko
adalah bahwa ia memerlukan penyatuan (pooling) risiko; yaitu insurer
menggabungkan risiko-risiko dari banyak tergantung. Melalui gabungan/kombinasi
ini insurer meningkat kemampuannya untuk meramalkan kerugian–kerugian harapan (expented losses). Walaupun kebanyakan
insurer mengumpulkan premi yang dibayar dimuka yang cukup untuk membayar
semugai kerugian–kerugian harapannya beberapa diantara insurer paling tidak percaya
sebagian pembebanan atas seluruh pihak tertanggung setelah terjadinya kerugian.
ØAsuransi
bukanlah perjudian
Pembelian asuransi kadang–kadang dikelirukan
dengan perjudian. Keduanya menanggung bersama satu karakteristik. Baik
tertanggung maupun penjudi, keduanya mungkin menerina lebih banyak uang
daripada yang mereka bayarkan, hasilnya ditentukan oleh kejadian berpeluang
akan tetapi melalui pembelian asuransi, tertanggung memindahkan (transfer)
risiko murni yang ada sedangkan seorang penjudi menciptakan risiko spekulatif.
ØPerbedaan
asuransi dan bonding
Dari
sudut obligee, perlindungan disediakan oleh surety bonds adalah mirip asuransi.
Selanjutnya, surety yang berbadan hukum
dianggap sebagai insurer dalam segi hukum. Sebagian terbesar perusahaan asuransi
kerugian yang memiliki bonding departemen tersendiri. Bagaimanapun
kontrak/perjanjian asuransi kerugian property (property insurance) berbeda dari survey bond. Paling sedikit dalam 5
hal utama :
1. Survey
bond memiliki tiga kelompok dalam kontrak yaitu principal, obligee dan surety,
sedang biasanya hanya ada dua pihak yang tersangkut dalam kontrak asuransi
yaitu tertanggung (insured) dan penanggung (insurer).
2. Dalam
surety bond, biasanya principal memperoleh surat tanggungan (bond) dan membayar
premi, tapi obligee menerima perlindungan (obligee) menerima perlindungan
(principal). Bagaimanapun, biasanya principal memindahkan biaya kepada obligee
dengan jalan memasukkan ke dalam biaya/harga jasa pelayanan yang akan
dilakukan. Seorang insured biasanya
membeli kontrak asuransi untuk melindungi dirinya sendiri.
3. Kerugian
dalam surety bond bisa disebabkan dengan sengaja oleh tertanggung (principal)
sedangkan kerugian asuransi haruslah bersifat kebetulan jika dibanding dari
sudut tertanggung (insured).
4. Secara
teoritisnya, dalam surety bond tidak akan ada kerugian bagi penjamin, karena
penjamin (surety) tidak akan menerbitkan
surat tanggungan jika terdapat peluang kerugian (chace of loss) dan penjamin
akan mengetahui kerugian poteensial dalam proses pengusutannya. Penanggung
(insurer) mengharapkan akan terjadinya beberapa kerugian diantara kelompok
tertanggung. Dalam teori, premi surenty bond seharusnya tidak mengandung
expented losses allowence. Jadi premi hanya akan menutup biaya pengusutan dan
lainnya dan menyediakan sedikt margin untuk biaya tak terduga dan profit. Suatu premi asuransi harus
menutup kerugian harapan. Dalam prakteknya , surety memang bisa menderita
kerugian disebabkan pengusutannya yang tidak efektif tapi kerugian itu bagi
proporsi premi surety bond jauh lebih kecil daripada premi asuransi. Ratio
kerugian surety bond juga cenderung untuk berfluktusdi dsepanjang waktu
disebabkan oleh frekuensi kerugian yang lebih rendah dan kepekaan bond pada
siklus ekonomi dan bencana alam.
5. Jika
kerugian terjadi, surety mempunyai hak menerima penggantian kepada principal.
Seorang insurer tidak mempunyai hak seperti ini terhadap tertanggug.
Tidak
semu akontrak asuransi kerugian ataupun tidak semua surety bond ikut menanggung
karakteristik yang di muat dala daftar diatas. Beberapa surety bond lebih
menyerupai asuransi daripada yaan lainnya. Meskipun begitu perbedaan antara
kontrak property insurance yang asli dengan surety bond yang asli ini asalah
ahih dan bermanfaat.
Salah satu tipe surety bonding yaitu
fidelity bonding sangat berbeda dari tipe yang lainnya itu, biasanya lebih di
anggap sebuah klas yang teroisah . fidelity bonding melindungi seorang majikan
terhadao tindakan tidak jujur oleh karyawannya. Kebanykan fidelity bonding
sangat menyerupai asuransi dan biasanya di sebut sebagai “dishinesty insurance”. Aslinya fidelity bonds di tulis atas dasar
yang sama seabagaimana surety bond. Beberapa masih ada. Menurut fidelity bonds
yanag kurang umum ini, ada tiga pihak dalam kontrak yaitu majikan, karyawan dan
insurer atau surety . karyawan yang menandatangani kontrak dan membayar
preminya tetapi majikan yang memperoleh perlindungan. Insurer akan menyelidiki
pegawai dengan meneliti pegawai dengan meneliti sebelum menuliskan surat
tanggungan . pada akhirnya walaupun hak ini terlalu berharga, surety menjadi
kreditur bagi karyawan, jikalau surety melakuan pembayaran . suatu pembedaan
utama diantara keduanya hanya menutup penanggunga yang berkenaan dengan
kejujuran, buakn kesanggupan. Surety bond mentup setiap kegagalan yang memmikul
kewajiban yang ditegaskan.
Akan tetapi sebagian besar
dishonesty insurance tidak tertulis atas dasar ini. Perusahaan asuransi
melindungi majiak terhadap kerugian yang diakibatkan oleh tindakan pegawainya
yang tidak jujur. Untuk itu majikan membayar premi. Meskipun diperlukan suatu
lamaran dari setiap pekerja untuk menyediakan informasi penanggungan, tetapi
pekerja sebaliknya bukanlah pihak yang terlibat dalam kontrak. Pengusutan
karakter pekerja seringkali paling banter asalan saja. Kadang kadang insuren
pun tidak mengenal nama pekerja. Kerugian kerugian di nilai dan diperkirakan
dalam premi. Hak untuk menagih dari principal tidaklah berbeda dari hak untuk
mengambil kembali dari pencuri. Oleh karena itu
jelas bahwa surat tanggungan yang di tulis dengan cara ini dengan jelas
lebi menyerupai asuransi daripada surety bonds.
2.2 Manfaat dan Biaya Asuransi
Asuransi seperti kebanyakan lembaga
lembaga lainnya, menyajikan kepada masyarakat, manfaat dan biaya.
Manfaat
Idemnification.
Manfaat asuransi yang sebenarny aadalah mengganti kerugian bagi mereka yang
menderita kerugian bagi mereka yang menderita kerugian tak diharapkan. Mereka –
mereka ini dipulihkan atau setidak tidaknya untuk mengubah posisi ekonomi yang
sebelumnya. Keuntungan bagi individu individu ini jelas. Masyarakat juga
memperoleh keuntungan karena orang – orang ini di pulihkan untuk berproduksi
kembali, pendapatan pajak ditingkatkan dan dana kesejahtraan yang harus dibayar
pemerintah berkurang.
Mengurangi ketidakpastian (reduction of uncertainty). Manfaat yang
lebih berarti tapi kurang nyata dari asuransi muncul dari kenyataan bahwa
asuransi itu dapat :
1. Menghilangkan
risiko, ketidakpastian, dan reaksi pribadi terhadap risioko bagi pihak
tertanggun individual.
2. Mengurangi
total risio, ketidakpastian dan reaksi sebaliknya terhadap risiko dalam
masyarakat.
Bagaimana
hal ini terlaksana adalah sangat penting yakni dengan mengetahui manfaat
sebelum pembelian asuransi. Setiap insured yang potensil mempunyai risiko.
Setiap orang tahu bahwa risiko ini ada ( maka dari itu ketidakpastiannya adalah
tinggi), dan setiap orang di cemaskan tentang apakah ia menderita kerugian
finansial. Mengetahui pembelian asuransi, setiap insured memindahkan risikonya
kepada insurer. Dengan demikian ketidakpastian dan lebih jauh hilang pula
kekhawatiran tentang kerugian finansial. Insurer menanggung sejumlah besar
risiko, tetapi iya bergantung terhadap pengalama banyak insurer , kerugian
aktual kemungkinan besar tertutup oleh kerugian
yang diharapkan. Insurer memperhatiakan hukum bilangan besar. Oleh
karena itu ketidakpastian insurer adalah kecil pula. Penanggung risiko yang
professional tidak akan banyak diganggu oleh risiko kecil yang masih ada,
karenanya risiko ketidakpastian dan reaksi perlawanan terhadap risiko dala
masyarakat pada pokoknya dapat dikurangi melalui pembelian asuransi.
Dalam prakteknya, ketetidak pastian
insurrer, walaupun lebih kecil daripada yang dialami oleh tertanggung bukan lah sekecil kecilnya
sebagaimana yang dinyatakan secara tidak langsung padaa deduksi yang terdahulu.
Kesulitannya bahwa penanggung tidak mengetahui secara persis kerugian kerugian.
Insurer haarus menaksirnya, akibatnya samping memiliki beberapa ketidakpastian
tentang seberapa dekatnya kerugian aktual yang akan terjadi pada kerugian
harapan itu. Taksiran ini penting karena ia menjadi tunjangan kerugian premi
yang di bebankan kepada insurer. Penaksiran dihasilkan khusus dengan meninjau
apa yang terjadi atas sejumlah besar
expousure unit di waktu yang lalu. Hukum bilangan besar mengatakan bahwa
semakin besar jumlah exposure unit yang di teliti akan semakin deka kerugian
aktual dengan kerugian kerugian harapan untuk periode yang bersangkutan.
Ada
beberapa manfaat pengurangan risiko ini bagi tergantung masyarakat . pertama
melalui hapusnya ketidakpastian yang berhubungan dengan risiko yang
dipertanggungkan asuransi melenyapkan ketegangan mental dan fisikyang
diakibatkan oleh kecemasan dan kekuatan sehubungan dengan risiko itu.
Kedua,
karena asuransi mengurangi risiko individu dan risiko sosoal, ia juga
mengurangi risiko ketidakpastian dalam masyarakat, dan juga dalam industri.
Akibatnya akan mengurangi inefficiency dalam pemanfaatan tenaga kerja dan
kapital yang ada. Berkurangnya ketidakpastian, juga mendorong akumulasi modal
baru, karena investor potensial berkurang keraguraguannya,periode perencanaannya diperpanjang, kredit pada
umumnya lebih diperluas, dan lebih sedikit sumber daya yang ditimbun. Oleh
karena itu asuransi menghasilkan produksi tingakat harga di tingkatkan/diperbaiki
oleh kenyataan bahwa taksiran expected losses insurer untuk setiap umumnys
lebih besar dari unit individual
Perusahaan
asuransi sebagai sumber dana untuk investasi
Perusahaan asuransi sebagai salah
satu lembaga keuangan bukan bank dapat mengerahkan dana dana yang tersedia
untuk investasi pada bidang lain diluar asuransi, bukan hanya karena bilangan
kecil tetappi juga karena adanya suatu pemasukan yang kontan, sehinnga jumlah
uang yang tersedia selalu melebii cadangan pembayaran klaim. Asuransi kerugian
dan tanggung jawab lebih sedikit perannya dalam pasar modal dibanding asuransi
jiwa, hal ini terutama di sebabkan kontrak asuransi kerugian menupuk daba lebih
sedikit dari hasil pengumoukan premi. Namun demikian, kontribusi asuransi kerugian
dan asuransi tanggung jawab dalam menyediakan dana investasi cukup penting.
Asuransi pensiun mandiri yang ada dalam perusahaan (merupakan asuransi juga,
jika dilihat dari sudutpanang karyawannya)
dan juga menananm dananya melalu
pasar modal. Begitu juga asuransi pensiun pegawai negri yang meempar dananya
kepasar modal.
Pengendalian
kerugian
Meskipun pengawasan kerugian bukan
suatu bagian yang terkandung dalam proses asuransi, perusahaan asuransi
merupakan suatu perusahaan pelopor dalam berbagai aktivitas pengendalian
kerugian. Sementara diketahui kontribusi asuransi dalam bidang ini memang ada
tetapi di harapkan akan lebih berperan lagi dalam masa mendatang.
Bantuan Bagi Perusahaan Kecil
Asuransi
meningkatkan semangat bersaing, sebab tanpa perusahaan asuransi, perusahaan
kecil akan menghadapi suatu persaingan yang kurang efektif terhadap perusahaan
besar. Perusahaan besar dapat dengan aman mengatasi beberapa risiko, tetapi
jika risiko seperti itu menjelma menjadi kerugian akan dapat menghancurkan perusahaan
kecil. Tanpa asuransi, perusahaan kecil akan menanggung beberapa risiko dan
akan kurang menarik menanamkan tenaga dan modal dalam perusahaan.
Ringkasan Manfaat
Dengan singkat
dapat disimpulkan bahwa manfaat yang di tawarkan perusahaan asuransi adalah:
1.
Melindungi kerugian
bagi orang yang menderita kerugian harapan
2.
Mengurangi siksaan
mental dan fisik bagi pihak tertanggung yang disebabkan rasa takut dan
kekhawatiran.
3.
Menghasilkan tingkat
produksi, tingkat harga dan struktur harga yang optimum.
4.
Menyediakan dana untuk
investasi
5.
Memperbaiki posisi
persaingan perusahaan kecil. Sebagai tambahan perusahaan asuransi dalam praktek
berperan pula dalam aktivitas penting pengendalian kerugian.
Biaya-biaya
Meskipun manfaat
yang ditimbulkanoleh keberadaan perusahaan asuransi cukup besar, tetapi
asuransi juga menimbulkan biaya-biaya.
Biaya Operasi
Asuransi
menciftakan biaya seperti biaya pengendalian kerugian biaya penilaian
(adjustment) kerugian, biaya-biaya yang timbul untuk mencari calon tertanggung,
pajak premi yang ditetapkan pemerintah dan biaya administrasi umum. Biaya-biaya
yang di keluarkan ditambahkan sejumlah profit dan cadangan, mesti ditutup oleh
premi yang dibebankan. Dalam kenyataannya , pekerja dan sumber-sumber lainnya
yang mungkin sudah terikat dalam penggunaan lainnya dibutuhkan pula oleh
perusahaan asuransi. Data berikut ini menggambarkan sebaran biaya tidak
termasuk profit dan cadangan. Asuransi jiwa dalam tahun 1982 menggunakan
kira-kira 16% dari jumlah total pendapatan untuk biaya tidak termasuk pajak.
Variasi persentase ini cukup besar di antara kelompok industri dan
asuransi-asuransi biasa, antara asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, di antara
perusahaan-perusahaan asuransi dan menurut beberapa factor lainnya. Diukur
dengan pendapatan premi biaya-biaya itu
kira-kira 22%; tetapi income sebagai basis perhitungan lebih representatif pada
kasus ini, sebab income yang bukan berasal dari premi juga cukup besar (
seperti hasil dari investasi ), maka pendapatan dari investasi secara langsung
diketahui dalam perhitungan premi. Asuransi kerugian dan asuransi tanggung
jawab bisa menghabiskan antara 30% dan 40% dari pendapatan premi untuk mebayar
biaya-biaya,termasuk biaya penyesuaian-kerugian
( loss
adjustmeng ) tetapi tidak termasuk pajak pendapatan. Persentase ini seperti
dalam asuransi jiwa sangat berbeda-beda karena beberapa factor, begitu juga
berbeda antara asuransi yang satu dengan
yang lainnya. Rasio biaya yang lebih
besar dalam kasus ini mewakili perbedaan yang besar dalam sifat proteksi
yang dijual. Perbedaan ini telah dijelaskan pada bab-bab terdahulu.
Bahaya Moral
Biaya
yang kedua terdapat dalam industri asuransi adalah terciftanya moral hazard.
Moral hazard adalah keadaan dimana meningkatnya kans orang pribadi dengan
sengaja (1) menyebabkan kerugian atau (2) peningkatan keparahanya. Orang-orang
yang tidak mengindahkan moral atau mereka percaya bahwa mereka bisa
mendatangkan laba melalui penciptaan kerugian. Sebagai contoh orang melakukan
pembakaran secara sengaja didorong oleh adanya kemungkinan untuk memperoleh
santunan asuransi. Adapula yang melakukan penyalahgunaan perlindungan asuransi
dengan jalan : (1) membuat klaim yang tidak dibenarkan, dengan maksud
membebankan melalui system asuransi, kerugian seharusnya dipikul sendiri, (2) pemanfaatan
pelayanan secara berlebihan misalnya tetap tinggal di hospital diluar masa
pengobatan, (3) membebankan ongkos yang melebihi biaya pelayanan misalnya
pelayanan dokter atau biaya bengkel, (4) pembebanan ganti rugi yang lebih besar
dalam kasus pertanggungjawaban, Karena merasa terdakwa diasuransikan. Beberapa
penyimpangan tersebut ada yang berupa kecurangan, yang lainnya menunjukan
perbedaan kode etik di mana asuransi dilibatkan.
Morale Hazard
Biaya
lain yang berhubungan yakni menciptakan morale hazard. Morale hazard adalah
suatu keadaan yang menyebabkan orang menjadi kurang berhati-hati dibandingkan
dngan pada keadaan lain. Orang tidak sadar menciptakan kerugian, tetapi
kenyataan karena mereka telah diasuransikan
menyebabkan mendapat lebih banyak peluang untuk melakukannya.
Perbedaan kecil
yang terdapat antara moral hazard dan morale hazard diciptakan oleh bidang
asuransi, tetapi semua setuju bahwa tindakan orang dipengaruhi oleh sikap
mereka masing-masing dan morale hazard lebih umum dari moral hazard.
Pengurangan
Biaya
Pengasuransiaan secara tetap
mencoba mengurangi biaya melalui inovasi dalam hal-hal seperti prosedur
administrasi dan metode pemasaran.
Contohnya penjualan asuransi kepada
kelompok orang kecuali kepada individu. Penciptaan morale hazard dan moral
hazard itu sendiri dapat dicegah dengan aktivitas pengendalian kerugian. Morale
hazard secara khusus dapat ditangani melalui beberapa tindakan seperti jasa
pelaporan misalnya pada kebakaran yang mencurigakan. Morale hazard secara umumnya
lebih efektif ditangani dengan menunjukan hubungan langsung antara premi dan
kerugian dan besarnya kerugian tidak langsung dan ketidaknyamanan yang tidak
ditutupi oleh asuransi.
2.3
Keterbatasan Asuransi
Asuransi
jelas merupakan suatu peralatan yang berfaedah untuk menangani risiko, tetapi
beberapa risiko tidak dapat ditangani oleh asuransi. Berikut contoh kasus pada
asuransi swasta dengan beberapa acuan asuransi yang diselenggarakan pemerintah.
Ø Keterbatasan Terhadap Risiko Murni
Asuransi
telah diterapkan sebagian besar hanya untuk risiko murni. Jarang risiko
spekulatif telah diasuransikan. Mengasuransikan sebuah risiko spekulatif harus
melihatkan premi yang mengharapkan suatu keuntungan. Tetapi asuransi adalah
konsep yang dinamis, asuransi bisa diperluas dalam masa yang akan datang untuk
lebih banyak menanggung risiko spekulatif itu. Berikut syarat-syarat ideal risiko yang dapat di asuransikan
:
1. kerugian potensial cukup besar tetapi
probabilitasnya tidak tinggi, sehingga membuat perusahaan asuransi dapat
bekerja seekonomis mungkin (kelayakan ekonomis).
Contoh, anda memang tidak ingin kehilangan pulpen seharga Rp. 2000,00
tetapi anda tidak akan berniat mengasuransikan risiko ini karena kerugiannya
tidak cukup besar.
2. probabilitas kerugian dapat
diperhitungkan.
Tingkat
premi asuransi itu didasarkan atas ramalan tentang masa depan. Ramalan ini
didasarkan atas taksiran probabilita. Probabilitas ini pada umumnya didasarkan
atas pengalaman masa lampau. Cara inilah yang digunakan oleh perusahaan
asuransi untuk menaksir probabilitas. Tetapi cara ini hanya bermanfaat bila
dapat dianggap bahwa faktor-faktor penentu masa depan itu akan sama dengan
faktor-faktor penentu masa lampau tersebut. Jika tidak demikian pengalaman masa
lampau itu tidak bisa dijadikan pedoman untuk masa depan. Apabila probabilitas
kerugian yang hendak diasuransikan itu tidak dapat dihitung, maka risikonya
tidak dapat diasuransikan.
3. terdapat sejumlah besar unit
yang terbuka (expose) terhadap risiko yang sama (massal dan homogen).
Syarat
utama untuk dapat diasuransikan adalah massal, artinya harus ada sejumlah besar
unit, misalnya dalam hal asuransi mobil, harus ada sejumlah besar mobil. Dalam
asuransi jiwa, harus ada sejumlah besar orang. Untuk memperoleh tksiran
probabilitas yang akurat diperlukan pengamatan terhadap sejumlah besar
kejadian. Setelah probabilitas kerugian itu diketahui, maka ia dijadikan dasar
untuk ramalan, tetapi ramalan ini hanya berlaku untuk suatu kelompok besar.
Perusahaan asuransi tidak lebih mampu meramalkan kerugian seseorang tertentu
daripada orang itu sendiri.
Berapa
besar ‘kelompok besar itu?” untuk tujuan asuransi, jumlah unit ini bergantung
pada kesediaan penanggung memikul risiko penyimpangan dari perkiraan
(expectations).
Misalnya probabilitas terjadinya
kebakaran rumah adalah 1/1000. Suatu perusahaan asuransi mungkin menanggung
risiko untuk 1000 rumah dengan perkiraan akan terjadi satu klaim untuk tahun
itu. Jika tidak ada terjadi kebakaran, maka terdapat penyimpangan 100% dari
perkiraan. Sebaliknya, jika dua buah rumah yang terbakar pada tahun itu, maka
klaim yang harus dibayar menjadi dua kali lipat dariyang diperkirakan. Beban
ini terlalu berat bagi penanggung. Dengan meningkatkan jumlah rumah yang di
asuransikan menjadi 10.000 buah, maka perkiraan kerugian meningkat menjadi
sepuluh buah tetapi stabilitas pengalaman menjadi meningkat, artinya kerugian
sesungguhnya mungkin berkisar dari lima sampai lima belas, tetapi secara
persentase penyimpangan ini lebih kecil daripada kelompok yang 1000 rumah.
Demikian seterusnya jika kelompok ini ditigkatkan menjadi 100.000 buah rumah,
perbedaan antara realisai kebakaran sesungguhnya dengan yang diperkirakan
bertambah besar dalam angka mutlak, tetapi menurun dalam angka persentase.
Pengertian
homogen disini tidaklah berarti 100% sama, karena tidak dua benda atau orang
yang betul-betul sama. Namun demikian, unit-unit dalam suatu kelompok itu
haruslah cukup sama untuk mendapatkan ramalan yang akurat.
4. kerugian yang terjadi bersifat
kebetulan (fortuitous).
Risiko
yang ditanggung oleh penanggung haruslah bersifat kebetulan. Idealnya,
tertanggung tidak boleh memiliki kontrol atau pengaruh terhadap kejadian yang
hendak diasuransikan itu. Dalam kenyataannya, situasi ini hanya berlaku untuk
bencana-bencana seperti gempa bumi dan iklim. Baik bahaya moral maupun bahaya
morale mempengaruhi kemungkinan kerugian. Ramalan kerugian itu didasarkan atas
probabilitas yang ditaksir dengan mengamati pengalaman masa lampau. Jadi,
peristiwa yang diamati itu sebagian besar adalah kejadian kebetulan. Pemakaian
taksiran probabilitas untuk meramalkan kerugian masa depan itu didasarkan atas
asumsi bahwa iajuga merupakan kejadian kebetulan. Jika tidak demikian, maka
ramalan itu tidak akurat.
5. kerugian tertentu (definite).
Umumnya
perusahaan asuransi berjanji akan membayar kerugian jika terjadi selama waktu
tertentu dan ditempat tertentu. Contoh, perjanjian ini mungkin menutup kerugian
kebakaran pada lokasi tertentu. Untuk berlakunya kontrak ini, haruslah dapat
diketahui “kapan” dan “dimana” kerugian itu terjadi.
6. bukan risiko catastrope (bencana besar dan serentak).
Bila
suatu perusahaan asuransi menanggung sekelompok risiko, maka ia memperkirakan
bahwa kelompok itu secara keseluruhan akan mengalami suatu kerugian. Akan tetapi,
teori asuransi menyatakan bahwa hanya sebagian kecil saja dari kelompok itu
yang akan menderita kerugian pada waktu yang sama. Kontribusi yang relatif
kecil dari masing-masing anggota kelompok itu akan sudah cukup untuk membayar
semua kerugian tersebut. Jadi kontribusi dari yang banyak untuk kerugian yang
sedikit. Akan tetapi jika terjadi sebagian besar atau seluruh tertanggung itu
serentak menderita kerugian maka “kontribusi yang relatif kecil” itu tidak akan
mencukupi. Jadi suatu syarat pokok untuk dapat diasuransikan adalah tidak boleh
catastrophe (bencana besar). Harus ada limit kerugian yang penanggung cukup
pasti tidak akan terlampaui. Jika limit ini tidak dapat diramalkan dengan
akurat, maka tidak mungkin menentukan besarnya premi asuransi maupun besarnya
surplusyang dibutuhkan.
Kerugian
catastrophe mungkin terjadi dalam 2 hal:
1. semua atau sebagian besar
kelompok itu menghadapi kejadian yang sama dengan penyebab kerugian yang sama.
2. bila unit-unit dalam kelompok
itu saling berhubungan sedemikian rupa, kerugian pada satu unit dalam reaksi
berantai yang dapat mengakibatkan kerugian seluruhnya. Misalnya jika suatu
perusahaan asuransi menaggung risiko kerusakan kebakaran untuk semua gedung
dalam suatu daerah padat, maka suatu perusahaan asuransi ini dapat tertimpa
kerugian catastrophe karena bila terjadi suatu kebakaran disuatu gedung,
kebakaran itu dapat merambat keseluruh daerah itu. Itulah sebabnya perusahaan
asuransi kebakaran membatasi total commitment-nya dalam suatu kota atau daerah,
dalam rangka menghindarkan diri dari risiko catastrophe.
Risiko yang Dapat Diasuransikan
Tidaklah Selalu Memenuhi Syarat Ideal
Risiko-risiko yang dapat diasuransikan seharusnya memenuhi 4 macam
persyaratan tersebut tetapi sedikit sekali risiko yang sekarang diasuransikan
oleh satu atau lebih pengasuranisan yang memiliki syarat tersebut, malahan
banyak risiko yang dipandang dapat diasuransikan karena pengamanan tertentu
telah diperkenalkan. Beberapa risiko yang sifatnya dapat diasuransikan
diragukan berdasarkan standar ini, ternyata telah diasuransikan, karena penting
bagi masyarakat tersedianya perlindungan terhadap peril tertentu, karena
tekanan-tekanan masyarakat, karena risiko itu dianggap dapat bersifat dapat
diasuransikan dimasa yang akan datang atau karena alasan-alasan lain,
masing-masing perusahaan asuransi bisa berbeda-beda dalam penilaian mereka
terhadap berbagai risiko. Sebagian pengasuransi menilai suatu risiko sebagai
risiko bersifat tak dapat diasuransikan, sedangkan yang lainnya secara tegas mengatakan
risiko tersebut dapat diasuransikan.
Ada pula yang
dapat mengasuransikan risiko di mana sedikit unit yang terbuka terhadap
exposure yang sama karena perhitungan dapat diramalkan bagi perusahaan yang
bersangkutan dipandang dari sudut total pertanggungan.
Risiko kerugian karena kebakaran
merupakan suatu risiko yang tidak dapat diasuransikan karena merupakan risiko
catastrophe. Sejumlah besar unit yang dimiliki oleh orang-orang yang
berkepentingan untuk perlindungan asuransi terbuka (exposure) terhadap risiko
kebakaran walaupun banyak unit-unit rumah itu berdekatan satu sama lainnya,
tetapi ketidakterkaitan/indepedence dapat dicapai hingga tingkat kepuasan
tertentu untuk tujuan praktis, dengan jalan mengasuransikan unit-unit yang
hanya tersebar atau dengan mengasuransikan unit yang berdekatan kepada
pengasuransian lainnya. Dengan jalan demikian kerugian tertentu dari segi
waktu, tempat dan jumlah; kerugian harapan dapat dihitung; kerugian pihak
tertanggung akan merupakan kerugian kebetulan dipandang dari sudut pihak
tertanggung karena perlindungan asuransi itu bukanlah menutup (cover) kerugian
yang disengaja.
Risiko kematian berkenaan dengan
jumlah orang-orang terbuka (expose) secara terpisah untuk tujuan praktis dan
berkepentingan atas perlindungan asuransi. Kerugian itu merupakan kerugian yang
tertentu dalam waktu dan tempat dan karena jumlah yang dapat dibayar ditentukan
dalam kontrak, maka berarti tertentu dalam jumlah. Akhir kerugian harapan dapat
dihitung.
Contoh yang lain adalah asuransi sakit.
Sakit merupakan risiko tidak tertentu dalam waktu dan tempat, karena itulah
beberapa pengasuransian mempertanyakan apakah risiko sakit dapat diasuransikan.
Tetapi pada sisi lain terlihat bahwa asuransi yang menutup (cover) biaya
penyakit itu makin besar jumlahnya.
Sedikitnya ada 4 hal mengapa itu
terjadi:
1. risiko sakit merupakan salah
satu risiko yang paling penting dan perlindungan seharusnya dapat disediakan.
2. pasar luas dan jika pengamanan
pertanggungan itu dapat dengan berhasil diperkenalkan, maka asuransi sakit
dapat menyumbang banyak pada pertumbuhan perusahaan asuransi.
3. suatu perusahaan asuransi
mungkin sanggup menjual lebih banyak asuransi jiwa, karena perusahaan asuransi
itu juga menawarkan asuransi kesehatan.
4. apabila perusahaan swasta tidak
sanggup menyediakan perlindungan asuransi terhadap sakit, maka pemerintah akan
menyediakannya dan pengasuransian swasta akan ditantang untuk kegiatan
pemerintah pada bidang ini.
Walaupun bidang penerbangan sangat tinggi
risikonya, sudah banyak perusahaan asuransi yang menanggung bidang ini.
Kenyataan ini memperkuat contoh-contoh diatas menggambarkan bahwa beberapa
risiko yang dulu tidak dapat diasuransikan, dengan berkembangnya teknologi
pengamanan, telah berubah menjadi risiko yang dapat diasuransikan.
Dimasa
penerbangan masih muda, menampilkan banyak risiko yang ditolak oleh perusahaan
asuransi untuk menanggungnya sebab perusahaan asuransi pada waktu belum
mempunyai basis untuk menetapkan premium. Tetapi pada dewasa ini asuransi kapal
terbang dan penerbangan, walaupun sebuah perusahaan asuransi telah memutuskan
bahwa tipe tertentu dari eksposure dapat diasuransikan secara komersial,
perusahaan mungkin tak mampu untuk menanggung risiko tersebut sebab ada
hambatan kelembagaan yang akan diuraikan dibawa ini :
1.
Hambatan yang bersumber
dari perundangan/peraturan.
Sebagai
contoh, undang undang sebagian negara melarang perusahaan asuransi kerugian
menyelenggarakan asuransi jiwa, sebaliknya juga melarang perusahaan asuransi
dan pertanggungan jiwa yang melaksanakan asuransi kerugian. Hambatan ini dapat
diatasi dengan berbagai cara, sebagai contoh mendirikan anak perusahaan yang
khusus menanggung risikio seperti itu.
Adalagi
hambatan yang berupa penetapan tarif premi yang diatur oleh pemerintah dan
lain-lain peraturan yang dirasakan membatasi ruang gerak asuransi.
2.
Hambatan lain
a.
Kekurangan personil,
berkehendak untuk masuk lini tertentu, misalnya sebuah perusahaan asuransi.
Tetapi personilnya yang ada sekrang tidak cukup ahli melaksanakan service ini
dengan menguntungkan. Menyangkut personil yang baru memungkinkan untuk menerima
gaji yang lebih tinggi, bisa menyebabkan masalah-masalah yang serius.
Fasilitas-fasilitas dari reasuransi untuk jalur tertentu yang baru ini yang
mungkin dibutuhkan tidak tersedia.
b.
Custom and tradition
(kebudayaan dan tradisi) tidak pula dapat diabaikan. Kebanyakan perusahaan
asuransi bimbang memasuki sebagai pelopor dalam suatu daerah yang belum
berhasil dimasuki oleh perusahaan asuransi lain.
Ø Risiko-risiko
yang tidak bisa ditanggung oleh asuransi swasta
Contoh-contoh
dari risiko murni yang umumnya dipertimbangan tidak bisa menjamin oleh asuransi
swasta melalui saluran-saluran yang normal adalah yang behubungan dengan
kerugian-kerugian yang disebabkan air bah terhadapat riil estate (kecuali untuk
keadaan tertentu), bank insolvencies (tidak mampu membayar), dan pengangguran.
Masalah utama sehubungan dengan asuransi untuk air bah adalah bahwa orang yang
tertarik dengan perlindungan itu tidak akan sanggup membayar harga (premi) yang
terlalu tinggi. Selanjutnya bencana air bah biasanya mengenai banyak orang
karena air bah melibatkan banyak keluarga dan bisnis, tetapi asuransi swasta
tidak secara umum tidak tersedia.
Bank
insolvencies tidak bisa diramalkan dan menampilkan kemungkinan-kemungkinan
bencana yang besar (catastrophic) begitu juga dengan masalah pengangguran.
Kerugian harapan tidak bisa diperhitungkan dalam jangka pendek.
Ø Risiko
yang bisa ditanggung hanya oleh perusahaan asuransi pemerintah
Perusahaan
asuransi pemerintah bisa menanggung risiko-risiko yang tidak bisa ditanggung
oleh perusahaan asuransi swasta, karena pemerintah bisa menjadikan asuransi itu
wajib karena itulah pemerintah dapat menyebarkan biaya program itu atas
eksposure yang kualitasnya bervariasi. Dengan asuransi wajib ini, penanggung
sanggup mengubah-ngubah tingkat premi sepanjang waktu, menurut keperluannya,
tanpa mersa takut kehilangan nasabahnya. Dengan cara ini memungkinkan pula
untuk menutup kerugian yang diderita dimasalalu untuk alasan-alasan inilah
asuransi-asuransi pemerintah seharusnya tersedia untuk melindungi deposan bank
terhadap kegagalan bank, dan untuk melindungi orang-orang terhadap kehilangan
pekerjaan. Selanjutnya tambahan pula selain menaikan premi, bila ini
dibutuhkan, pemerintah juga bisa dalam berbagai kasus mengurangi
manfaat-manfaat dengan mengeluarkan suatu peraturan. Suatu opsi tidak tersedia
untuk tertanggung yang terikat dengan suatu kontrak yang sah.
Melalui
kekuatan perpajakannya, pemerintah mungkin juga mensubsidi program-program
masyarakat atau swasta, bahkan perusahaan asuransi pemerintah, malahan lebih
suka opersi yang lebih stabil yang dimungkinkan apabila penaksiran risiko
merupakan aproksimasi risiko ideal yang ditanggung.
Ø Penggunaan
asuransi bersama metode penanganan risiko yang lain
Asuransi
mungkin diterapkan dengan kombinasi metode lainnya. Pengendalian kerugian
mungkin sudah tentu selalu dipraktekkan dalam kombinasi dengan asuransi, tetapi
keuntungan dan kemungkinan penggabungan asuransi dengan retensi memerlukan
penjelasan lebih lanjut
Deductible dan excess insurance
merupakan contoh peralatan asuransi yang membuat penggunaan kombinasi ini
menjadi mungkin. Deductible memungkinkan tertanggung untuk memikul semua atau
tipe tertentu dari kerugian sampai batas suatu jumlah tertentu, sementara
penanggung menanggung semua atau sebagian kerugian diatas batas jumlah yang
telah ditentukan itu. Secara normal tertanggung boleh memilih salah satu dari
beberapa jumlah deductible.
Mengabaikan bentuk deductibe ini,
efek yang jelas adalah suatu pengurangan jumlah premi dari suatu perlindungan
tertentu bagi suatu asuransi. Ini khusus bisa dicatet bila kerugian yang tidak
diasuransikan karena deductible ini relatif sangat beragam. Biaya
loss-adjusment juga berkurang bagi insurer jika kerugian yang tidak
diasuransikan itu kecil, pengaruh biaya kerugian yang tidak masuk itu bahkan
mungkin melebihi akibat tidak memasukan kerugian-kerugian itu sendiri. Dua alasan ini menerangkan karena deductible
paling sering bila kerugian kecil relatif lebih penting daripada kerugian yang
besar dan frekuensi kerugian agak tinggi. Alsan lain mengapa premi bisa
dikurangi adalah karena orang yang diasuransikan harus menanggung sebagian dari
setiap kerugian, dan sebagai akibatnya tertanggung akan lebih hati-hati atau memelihara
harta yang diasuransikan itu.
Tertanggung mungkin memilih suatu
deductible karena kerugian maksimum yang ditanggung kecil, sehingga mampu
dibayar dengan operating income atau dana cadangan. Sebaliknya orang yang
diasuransikan boleh memutuskan bahwa dia bisa selamat dengan mengasuransikan
sendiri kerugian samapai batas jumlah tertentu walaupun jumlah itu besar, sebab
dia bisa meramalkan risiko dengan tingkat ketelitian yang cukup, berap kerugian
yang berada dalam batas tersebut.
Excess insurance adalah salah satu
bentuk dari suatu asruansi yang deductible, dua istilah ini sering digunakan
dengan arti yang sama, jika kerugian potensial yang harus diukur itu oleh
tertanggung jumalhnya bisa diukur. Tetapi excess insurance telah mempunyai arti
yang lebih khusus. Jumlah minimum yang harus dipikul oleh tertanggung biasanya
ditetapkan oleh perundingan antara
tertanggung dengan penanggung dan biasanya sama dengan kerugian maksimum yang
mungkin terjadi. Selain dari penempatan jumlah deductible melalui perundingan-perundingan
khusus, insurer tersebut biasanya menawarkan pilihan dari beberapa jumlah
deductible yang spesifik. Perbedaan yang lain antara asuransi deductible
biasanya memberikan service pengendalian kerugian dan claim adjusment services
terhadap seluruh kerugian. Sementara pada asuransi excess orang yang
diasuransikan harus mencari service itu dari pihak luar atau melakukannya
sendiri, maka dari itu asuransi excess kurang populer dari asuransi deductible
dan hanya bermanfaat untuk bisnis besar.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asuransi merupakan istilah yang
digunkan untuk merujuk pada tindakan, sistem, atau bisnis dimana perlindungan
finansial (atau ganti rugi secara finansial) untuk jiwa, properti, kesehatan
dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadian-kejadian yang tidak
dapat diduga yang dapat terjadi seperti kematian, kehilangan, kerusakan atau
sakit, dimana melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu
tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.
3.2 Saran
1. sebaiknya
masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini memilikimanfaat bagi
pihak tertanggung, seperti yang telah kami uraikan dalam materi makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawi, Herman,
Drs., 2014. Manajemen Risiko, Jakarta
: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar